Krisis kemanusiaan di Gaza

Krisis kemanusiaan di Gaza
Banjarmasin, 06 Januari 2024 - Sejak tanggal 7 Oktober, Gaza telah terjerumus ke dalam suatu krisis kemanusiaan yang mendalam, menyusul keputusan Israel untuk memutus aliran air dan listrik sebagai respons terhadap serangan Hamas. Lebih dari 1400 nyawa hilang dalam serangan tersebut, dan sekarang, warga Gaza harus menghadapi tantangan besar untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Jalur Gaza, dengan aliran air yang terputus, menghadapi ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat. Air yang kotor dan tercemar tidak hanya mengancam penyakit yang dapat menyebar dengan cepat, tetapi juga menjadi barang langka yang dijual dengan harga yang melambung. Situasi ini menempatkan warga Gaza dalam ketidakpastian yang sulit diatasi, terutama bagi mereka yang bergantung pada pasokan air untuk bertahan hidup.
Mahmoed Abdul Hakim, salah satu warga Gaza, menggambarkan kesulitan yang dihadapi banyak orang. "Jika saya beruntung, saya akan mengisi satu barel untuk tiga hari ke depan, yang kemudian akan saya bagikan kepada keluarga saya, orang tua saya, dan 35 pengungsi Palestina lainnya." Pernyataan ini mencerminkan perjuangan sehari-hari yang dihadapi oleh banyak keluarga di Gaza, yang harus memilih antara kebutuhan dasar dan ketahanan hidup.
Dalam konteks ini, seruan untuk bantuan kemanusiaan dan upaya diplomatik mendesak guna mengatasi krisis ini menjadi semakin penting. Komunitas internasional perlu bekerja sama untuk menyediakan bantuan yang dibutuhkan dan membantu mencari solusi yang berkelanjutan. Krisis kemanusiaan di Gaza membutuhkan perhatian global agar dapat meredakan penderitaan yang sedang berlangsung dan mencegah eskalasi lebih lanjut.