Zakat

Zakat: Menenangkan Jiwa Orang Tak Mampu
Banjarmasin, 26 Agustus 2024 - Zakat, salah satu pilar utama dalam Islam, sering kali dipandang sebagai kewajiban berbagi harta dengan mereka yang membutuhkan. Namun, maknanya jauh lebih dalam. Zakat bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga tentang menenangkan hati yang terluka, memadamkan kemarahan, dan menghapus kesedihan orang-orang yang lemah dan teraniaya. Kewajiban ini mengajak umat Islam untuk merangkul nilai empati dan kasih sayang kepada sesama.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Kassani, zakat adalah bentuk pertolongan bagi mereka yang tak berdaya. Pernyataan ini menekankan bahwa zakat bukan sekadar tindakan filantropi, tetapi juga tanggung jawab sosial yang memiliki dampak emosional dan psikologis. Mereka yang menerima zakat bukan hanya memperoleh dukungan finansial, tetapi juga merasakan kehangatan dan perhatian yang membantu mengangkat beban hidup mereka.
Dalam konteks kehidupan modern, zakat tetap relevan sebagai solusi untuk mengatasi ketimpangan sosial. Dengan menunaikan zakat, masyarakat yang memiliki kelebihan harta dapat berperan dalam menyeimbangkan distribusi kekayaan, sekaligus mengurangi kemiskinan dan keterasingan. Hal ini membuktikan bahwa zakat tidak hanya berfungsi sebagai kewajiban spiritual, tetapi juga instrumen untuk menciptakan keadilan sosial.
Pada akhirnya, zakat bukan hanya urusan ibadah antara manusia dan Tuhan, tetapi juga sebuah jembatan yang menghubungkan kita dengan sesama manusia. Ketika zakat ditunaikan dengan ikhlas, ia membawa kebaikan yang meluas dan merangkul mereka yang membutuhkan dalam lingkaran kasih sayang, mengurangi penderitaan, dan menumbuhkan solidaritas sosial yang lebih kuat.
Pembangunan Masjid Al Hikmah terus berlanjut, yuk jadi bagian dari kebaikan ini:
bit.ly/RumahAmalUkhuwah
Ayo Berbagi Kebaikan Bersama